Kamis, 20 November 2014

Sejarah Perkembangan Islam di indonesia

             Sejarah Perkembangan
                         Islam

A. Kedatangan dan Penyebaran
Islam di Indonesia

    Pada abad ke-1 hingga ke-7 M, pelabuhan-pelabuhan penting di
Sumatra dan Jawa sering disinggahi pedagang asing, seperti Pelabuhan Lamuri (Aceh), Barus dan Palembang di Sumatra serta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa.

Cikal bakal keberadaan Islam di Nusantara telah dirintis pada periode abad ke-1 hingga ke-5 H atau abad ke-7 hingga ke-8 M. Pada periode ini, para pedagang dan mubalig membentuk komunitas Islam. Para mubalig memperkenalkan dan mengajarkan
Islam kepada penduduk setempat tentang Islam. Ajaran-ajaran Islam tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Islam mengajarkan toleransi terhadap sesama manusia, saling menghormati dan tolong menolong.

2. Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah, derajat semua manusia sama, kecuali  takwanya.

3. Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa,Maha Pengasih dan Penyayang, dan mengharamkan manusia saling berselisih, bermusuhan, merusak, dan saling mendengki.

4. Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan tidak
  menyekutukannya serta senantiasa setiap saat berbuat baik terhadap sesama
  manusia tanpa pilih kasih.

    Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk Indonesia.dengan demikian, Dakwah dan pengaruh Islam makin meluas, baik di kalangan masyarakat biasa, maupun bangsawan atau penguasa.

   Proses Islamisasi diperkirakan sudah berlangsung sejak persentuhan itu terjadi.
Di Aceh, kerajaan Islam Samudra Pasai berdiri pada pertengahan abad ke-13 M sehingga perkembangan masyarakat muslim di Malaka semakin pesat.
Ibnu Batutah menceritakan, Sultan Kerajaan Samudra Pasai, Sultan Al Malik Az Zahir dikelilingi oleh ulama dan mubalig Islam.

Sementara itu di Jawa proses penyebaran Islam sudah berlangsung sejak abad ke-11 M
dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di Leran Gresik yang bertahun 475 H/1082 M.


Pengaruh Islam yang masuk ke Indonesia bagian timur, terutama Maluku, tidak dapat dipisahkan dari jalur perdagangan yang terbentang sepanjang pusat lalu
lintas pelayaran internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku.
Menurut Tome Pires ,
masyarakat yang masuk Islam di Maluku dimulai kira-kira tahun 1460-1465 M.
Mereka datang dan menyebarkan pembelajaran Islam melalui perdagangan, dakwah, dan perkawinan.

Sulawesi, terutama bagian selatan, sejak abad 15 M sudah didatangi oleh pedagang-pedagang muslim yang kemungkinan berasal dari Malaka, Jawa,dan Sumatra. Pada abad ke-16 di daerah Goa sebuah kerajaan terkenal di daerah itu telah terdapat masyarakat muslim.

B. Perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Kebudayaan

1. Ilmu-ilmu Keagamaan
   Perjuangan itu dilakukan, diberbagai aspek antara lain pendidikan, kesehatan, dakwah, sosial, politik hingga teknologi. Setidaknya ada dua cara yang dilakukan oleh para ulama dalam menumbuh kembangkan ajarannya, yaitu sebagai berikut :
   a. Membentuk kader-kader      ulama yang akan bertugas sebagai mubalig ke daerah-daerah yang lebih luas.
  b. Melalui karya-karya tulisan yang tersebar dan dibaca di seluruh Nusantara.
    Karya-karya itu mencerminkan perkembangan pemikiran dan ilmu-ilmu agama di Indonesia pada masa itu.

  Ilmuwan-ilmuwan muslim di
Indonesia tersebut, antara lain :
  a. Hamzah Fansuri (sufi)
    dari Sumatera Utara. Karyanya yang berjudul Asrar Al Arifin fi Bayan ila Suluk wa At
    Tauhid.
  b. Syamsuddin As Sumatrani
    dengan karyanya berjudul Mir’atul Mu’min (Cermin Orang Beriman).
  c. Nurrudin Ar Raniri,
    yaitu seorang yang berasal dari India keturunan Arab Quraisy Hadramaut.
    Karya-karyanya meliputi ilmu fikih, hadis, akidah, sejarah, dan tasawuf yang
    diantaranya adalah As Sirat Al Mustaqim (hukum), Bustan As Salatin (sejarah), dan
    Tibyan fi Ma’rifat Al Adyan (tasawuf).

   d. Abdul Muhyi
     yang berasal dari Jawa. Karyanya adalah kita Martabat Kang Pitu (Martabat yang Tujuh).
   e. Sunan Bonang
     dengan karyanya Suluk Wijil
   f. Ronggowarsito
     dengan karyanya Wirid Hidayat Jati
   g. Syekh Yusuf
     Makasar dari Sulawesi (1629-1699 M). Karya-karyanya yang belum diterbitkan
     sekitar 20 buah yang masih berbentuk naskah.
   h. Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (1812 M)
     seorang ulama produktif yang menulis kitab sabitul Muhtadil (fikih).
   i. Syekh Nawawi Al Bantani
     yang menulis 26 buah buku diantaranya yang terkenal Tafsir Al Muris
   j. Syekh Ahmad Khatib
      dariMinangkabau (1860-1916 M)

2. Arsitektur Bangunan
   Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau memiliki penduduk yang juga terdiri dari beragam suku, bangsa, adat, kebiasaan dan kebudayaan masing-masing.
   Olehkarena itu perbedaan latar belakang tersebut, arsitektur
   bangunan-bangunanIslam di Indonesia tidak sama antara satu tempat dengan  tempat yang lainnya.
   Beberapa hasil seni bangunan pada masa pertumbuhan dan perkembangan Islam di Indonesia antara lain.
   Masjid-masjid kuno di Demak, Sandang Duwur Agung di Kasepuhan Cirebon, Masjid Agung Banten dan Masjid Baiturahman di Aceh.

   Beberapa masjid masih memiliki seni masih memiliki seni bangunan yang menyerupai bangunan merupai pada zaman Hindu. Ukiran-ukiran pada mimbar, hiasan lengkung pola kalamakara, mihrab dan bentuk mastaka atau memolo
   menunjukkan hubungan yang erat dengan kebudayaan agama Hindu, seperti Masjid Sendang Duwur.






  C. Peranan Umat Islam pada Masa Penjajahan, Masa kemerdekaan dan masa Perkembangan.

    1.masa penjajahan
     Jauh sebelum Belanda masuk ke Indonesia, sebagian besar masyarakat Nusantara telah memelui agama Islam yang ajarannya penuh kedamaian, 
salingmenghormati, dan tidak bersikap buruk sangka terhadap bangsa asing.
     Semula bangsa asing seperti Portugis dan Belanda datang ke Indonesia hanya untuk berdagang, tetapi dalam perkembangan selanjutnya niat itu berubah menjadi keinginan untuk menjadikan Indonesia sebagai koloni di bawah kekuasaan dan jajahannya. Portugis berhasil meluaskan wilayah dagangnya dengan menguasai Bandar Malaka di tahun 1511 sehingga akhirnya
mereka dapat masuk ke Maluku, Ternate dan Tidore.

     Portugis juga mematikan aktivitas perdagangan kaum muslim Indonesia di daerah lainnya seperti Demak. Pada tahun 1527 M,
     Demak di bawah pimpinan Fatahillah berhasil menguasai Banten. Banten dan Aceh kemudian menjadi pelabuhan yang ramai menggantikan Bandar Malaka.

    Dilandasi semangat tauhid dan hasil pendidikan yang diperoleh dari pesantren menyebabkan semakin bertambahnya kader pemimpin dan ulama yang menjadi pengayom masyarakat. Kaum bangsawan dan kaum adat yang semula tidak  memahami niat para ulama untuk mempertahankan Indonesia dari cengkeraman penjajah secara perlahan bersatu padu untuk mempertahankan Nusantara dari ekspansi Belanda.

    Contoh perlawanan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh tersebut antara lain:
     1. Tuanku Imam Bonjol   melalui Perang Paderi(1821-1837) di Sumatera Barat.

     2. Pangeran Diponegoro (1815-1838) melalui Perang Diponegoro di Jawa Tengah.

     3. Perang Aceh (1873-1904) di bawah pimpinan Panglima Pilom, Teuku Cik Ditiro,Teuku Umar, dan Cut Nyak Din.

   2. Masa Kemerdekaan
       Umat Islam kemudian mengganti perjuangannya melawan penjajahan dengan strategi atau jalan mendirikan organisasi-organisasi Islam yang diantaranyasebagai berikut :
     a. Syarikat Dagang Islam
  Syarikat Dagang Islam yang kemudian berubah menjadi Syarikat Islam berdiri pada tahun 1905 dipimpin oleh H. samanhudi, A.M. Sangaji, H.O.S. Cokroaminoto dan H. Agus Salim. perkumpulan ini berdiri dengan maksud untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia, terutama dalam dunia
perniagaan.

     b. Jam’iatul Khair
   Berdiri pada tahun 1905 M di Jakarta adalah pergerakan Islam yang pertama di pulau Jawa. Anggotanya kebanyakan keturunan (peranakan) Arab.

     c. Al Irsyad
    Al Irsyad adalah organisasi Islam yang didirikan tahun 1914 M oleh para pedagang dan ulama keturunan Arab, seperti Syekh Ahmad Sorkali.

     d. Perserikatan Ulama
   Gerakan modernis Islam yang berdiri pada tahun 1911 M oleh
Abdul Halim dan berpusat di Majalengka Jawa Barat. Organisasi ini diakui keberadaannya oleh Belanda tahun 1917 dan bergerak dibidang ekonomi dan sosial, seperti mendirikan panti asuhan yatim piatu pada tahun 1930 M.

     e. Muhammadiyah
       Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan bertepatan tanggal 8 Zulhijah 1330. Muhammadiyah bukan
merupakan partai politik, tetapi gerakan Islam yang bergerak dalam bidang sosial dan pendidikan.

     f. Nahdatul Ulama
   Didirikan pada bulan Januari 1926 oleh KH. Hasyim Asy’ari yang bertujuan membangkitkan semangat para ulama Indonesia dengan cara meningkatkan
dakwah dan pendidikan karena saat itu Belanda melarang umat Islam mendirikan sekolah-sekolah yang bernafaskan Islam seperti Pesantren.

   3. Masa Perkembangan
   Di masa perkembangan atau setelah memperoleh kemerdekaan,umat Islam juga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya
memajukan bangsa dan negara. Peran-peran tersebut antara lain dilakukan melalui hal-hal sebagai berikut.

    a. Membentuk Departemen Agama
        Tujuan dan fungsi Departemen Agama dirumuskan sebagai berikut:
       1) Mengurus serta menuntut pendidikan agama di sekolah-sekolah serta membimbing perguruan-perguruan agama.
       2) Mengikuti dan memperhatikan hal-hal yang bersangkutan dengan agama dan  keagamaan.
       3) Memberi penerangan dan penyuluhan agama.

    b. Di Bidang Pendidikan
        Salah satu bentuk pendidikan Islam tertua di Indonesia adalah pesantren yang  tersebar di berbagai pelosok daerah. Lembaga ini dipimpin oleh seorang kyai dan saat ini sudah banyak muncul pesantren yang bersifat modern. Artinya, pendidikan Islam tersebut memiliki kurrikulum dan jenjang-jenjang pendidikan mulai dari tingkat dasar (ibtidaiyah), menengah (tsanawiyah), dan  tingkat atas (aliyah), bahkan sampai ke tingkat perguruan tinggi, seperti Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) yang
   sekarang telah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN).

    c. Majelis Ulama Indonesia
         Selain Departemen Agama, pemerintah Indonesia juga mendirikan Majelis Ulama Indonesia (MUI), yaitu suatu wadah kerja sama antara
pemerintah dan ulama dalam urusan keorganisasian, khususnya agama Islam. Majelis Ulama Indonesia bergerak dalam bidang
dakwah dan pendidikan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat berdiri pada bulan Oktober 1962 yang memiliki tujuan awal antaraw  lain sebagai berikut :
       1) Pembinaan mental dan agama bagi masyarakat.
       2) Ikut ambil bagian dalam penyelenggaraan revolusi dan  pembangunan semesta berencana dalam rangka demokrasi terpimpin.

    D. Hikmah Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
    Setelah memahami bahwa perkembangan Islam di Indonesia memiliki warna atau ciri yang khas dan memiliki karakter tersendiri dalam penyebarannya, kita dapat mengambil hikmah, diantaranya sebagai berikut:
     1. Islam membawa ajaran yang berisi kedamaian.
     2. Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki ketangguhan  dan pekerja keras.
     3. Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal meskupin Islam tetap memiliki batasan dan secara tegas tidak boleh bertentangan dengan
ajaran dasar dalam Islam.

    E. Manfaat dari Sejarah
      Perkembangan Islam di Indonesia Banyak manfaat yang dapat kita ambil untukvdilestarikan diantaranya sebagai  berikut:
      1. Kehadiran para pedagang Islam yang telah berdakwah dan memberikan pengajaran Islam di bumi Nusantara turut memberikan nuansa baru bagi
perkembangan pemahaman atas suatu kepercayaan yang sudah ada di nusantara ini.
      2. Hasil karya para ulama yang berupa buku sangat berharga untuk dijadikan sumber pengetahuan.
      3. Kita dapat meneladani Wali Songo telah berhasil dalam hal-hal.seperti berikut.
        a. Menjadikan masyarakat gemar membaca dan mempelajari Al'Quran.
        b. Mampu membangun masjid sebagai tempat ibadah dalam berbagai bentuk
          atau arsitektur hingga ke seluruh pelosok Nusantara.
      4. Mampu memanfaatkan peninggalan sejarah, termasuk situs-situs peninggalan
        para ulama, baik berupa makam, masjid, maupun peninggalan sejarah lainnya.
      5. Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh Islam untuk mempraktikkan tingkah laku yang penuh keteladanan agar terus dilestarikan dan dijadikan
panutan oleh generasi berikutnya.
      6. Para ulama dan umara bersatu padu mengusir penjajah meskipun dengan persenjataan yang tidak sebanding.

    F. Perilaku Penghayatan Sejarah
      Perkembangan Islam di  Indonesia
       Ada beberapa perilaku yang merupakan cerminan dari penghayatan terhadap manfaat yang dapat diambil dari sejarah perkembangan Islam, yaitu antara lain sebagai berikut:
   1. Berusaha menjaga persatuan dan kerukunan antara umat beragama, salingmenghormati, dan tolong menolong.

   2. Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan tetap meyakini bahwa setiap kejadian pasti ada hikmahnya.

    3. Sumber ilmu pengetahuan yang berupa karya tulis dari para ulama hendaknya terus digali atau dipelajari dan dipahami maksudnya.





           Sejarah Perkembangan
                         Islam

               Tugas AGAMA Islam  04/11/2014

                           D
                            i
                            s
                            u
                            s
                            u
                            n
                         oleh:

                    M ALLATIF
                          19
                          XII

Tidak ada komentar:

Posting Komentar